Saturday, November 21, 2015

Gelembung Kenangan

Hari ini hari minggu. Aku mengusap keringat, campuran antara lelah berjalan dan lelah pikiran. Mobil yang kukendarai ku parkir di jalan ganesha, karena jalan dago hari ini ditutup untuk CFD. Aku berbaur dengan keramaian orang yang sedang asyik mengikuti CFD. Pakaian yang kukenakan sedapat mungkin serupa dengan tampilan mereka, kaos oblong dipadu dengan celana olahraga dan sepatu kets. Sekilas pun dapat terlihat tidak ada bedanya antara aku dengan orang-orang lainnya. Namun berbeda dengan mereka yang mencari hiburan atau wisata kuliner, mataku jelalatan mencari satu booth yang sudah aku incar dari satu bulan yang lalu.

Kukeluarkan iphone dari saku celanaku, membaca ulang hasil catatan dan browsing mengenai ciri-ciri booth yang aku maksud. Pendek sekali sebetulnya informasi yang kudapatkan, namun kurasa sudah cukup jelas.
Pada notes iphone beberapa poin yang aku tuliskan :
    penjaga bapak-bapak berkumis usia kurang-lebih 30tahun
    booth hanya sebuah meja dan dua buah kursi berwarna biru muda
    terpasang sebuah X-banner bertuliskan “jasa gelembung”

Jalanan yang penuh sesak dengan orang, membuatku cukup kesulitan mencari, mau tidak mau aku hanya bisa berjalan lambat menyelusup diantara kerumunan orang sambil mataku melirik ke kiri dan ke kanan. 

“ah itu dia boothnya” pekik ku tertahan, melihat sepasang meja kursi berwarna biru muda. 
Kulihat ada X-Banner sederhana berwarna putih dengan font warna hitam tebal. Kudekati meja tersebut dan penjaganya memang benar seorang bapak berkumis!. 
“memang hebat teknologi masa kini, asal rajin mencari apa juga bisa kita ketahui” batinku.
“punten pak” sapaku kepada bapak penjaga.
“mangga neng, butuh jasa hapus?” jawabnya to the point.
“eh, iya pak” sahutku dengan kikuk
“boleh diterangkan nggak pa maksudnya jasa hapus ini apa?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
Padahal dari hasil browsing di internet dari A sampai Z sudah tertulis lengkap jasa yang ditawarkan hingga harganya.
“oh boleh..boleh. Silahkan ini brosurnya” sahutnya sambil menyodorkan brosur.

Kudengarkan penjelasannya sembari kubolak-balik brosur yang tadi diberikan si bapak.
“jadi intinya jasa gelembung ini untuk mengeluarkan pikiran-pikiran yang ingin dibuang. Nanti tinggal dilist aja sama eneng memori apa aja yang ingin dibuang,”
“ada resikonya ga pa?” tanyaku
“yah, kalau resiko sih bisa dibilang ga ada. Cuma memori yang pengen dihapus ga bisa dibalikin lagi. Oh iya, uang yang sudah dibayarkan juga tidak bisa diminta kembali”

Aku menggumam tidak jelas. menimbang putusanku.
“gimana neng?” tanya bapak itu
aku terbangun dari lamunan  
“ah nekat ajalah! masa mau mundur udah nyampe sini” batinku.
“oke pa, jadi. Berapa lama ini waktunya?”
“cuma 15 menit aja neng kalau ga banyak mah. Silahkan dituliskan memori apa yang ingin dihapus”

Pikiranku langsung melayang mengingat kejadian jahanam itu.
“27 November dan 4 Desember 2013” kutulis tanggal itu di kertas yang tadi disodorkan bapak itu.
“wah dihapus semua ini neng, semua memori di dua hari itu?”
“hapus aja semua pak, ga perlu dipilih lagi”

Bapak itu lalu memasang sebuah helm ke kepalaku. Selang yang terpasang pada helm itu lalu dikencangkannya dengan baut. Lalu disambungkan selang itu menuju sebuah botol plastik.
“siap neng?” tanya bapak itu.
“oke pak, silahkan” jawabku
Lalu kudengar bunyi “Klik”, bunyi tombol ON pada helm yang ditekan.

Kurasakan sengatan listrik di kepalaku, lalu kemudian beberapa menit kemudian perlahan-lahan dari selang mengalir keluar tetesan merah muda masuk menuju botol. Sambil menunggu kulayangkan pandanganku, kearah keramaian orang di CFD, sedikit terlelap.
“sudah neng” sahut bapak itu.
Kualihkan pandanganku padanya, kulihat dia mengambil botol plastiknya. Ah, hanya berisi 3 tetesan kecil saja. Dia masukan air hingga hampir memenuhi botol dan dikocoknya botol tersebut, seketika muncul buih-buih berwarna-warni di botol.
“silahkan” kata bapak itu menyodorkan botol berisi memoriku
Kusodorkan uang lembaran 100ribuan
“dikemanain ini pak botolnya?” tanyaku
“oh ini sudah bisa dijadikan mainan gelembung sabun, mau neng mainkan sendiri bisa atau mau neng jual ke tukang balon sebelah juga bisa”

Kuputuskan untuk menjual botol memoriku ke tukang balon, apapun isinya aku malas menyimpan botol itu. Pastilah jika aku memutuskan untuk menghapusnya, tentu itu sebuah kenangan yang buruk dan menjijikan.

Aku berjalan menuju tukang gelembung sabun
“mang, mau beli” tawarku kepada tukang gelembung
“boleh neng?” jawabnya ramah, sepertinya dia sudah biasa membeli botol-botol serupa dengan milikku.
“5000 gimana?” tanyanya.
“mangga” sahutku cepat, karena sebetulnya aku tidak peduli dengan harganya.


Jadi jika kalian melihat tukang gelembung balon meniupkan gelembung di CFD, mungkin saja disana terselip kenangan-kenangan kami yang menggunakan jasa penghapusan.

-Alin Sujatmiko-
151015
Coffindo
CS Bandung Writers' Club 3nd Meeting

Voted as Favorite Story of the Night

No comments:

Post a Comment